Program Pemberdayaan Purna PMI di Lombok Timur untuk Perkuat Ekonomi Lokal Melalui Kerajinan Bambu

Program Pemberdayaan Purna PMI di Lombok Timur untuk Perkuat Ekonomi Lokal Melalui Kerajinan Bambu

BRI Research Institute -  PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., melalui program BRI Peduli bekerja sama dengan BRI Research Institute (BRIRIns), terus menunjukkan komitmen dalam mendukung Purna Pekerja Migran Indonesia (PMI) untuk membangun kehidupan baru yang lebih baik setelah kembali ke tanah air. BRIRIns memegang peran penting dalam merancang kurikulum, menyusun modul pelatihan, serta memberikan pendampingan berbasis data dan riset untuk memastikan program pemberdayaan menghasilkan dampak yang signifikan dan berkelanjutan. Peran tersebut didukung oleh kapasitas BRIRIns sebagai lembaga riset dan technical assistance yang sejak 2019 berpengalaman dalam pemberdayaan, microfinance, dan pelatihan berbasis kompetensi. Program tahun 2025 ini secara khusus menyasar purna PMI di Kabupaten Lombok Timur melalui pemberdayaan berbasis kerajinan bambu, sebuah komoditas lokal yang memiliki potensi ekonomi tinggi namun belum tergarap optimal. 

Program pemberdayaan ini dirancang sebagai intervensi untuk menjawab tantangan nyata yang dihadapi purna PMI. Lombok Timur dipilih karena menduduki peringkat pertama issue Purna PMI dari data di tahun 2025 yang sebelumnya diduduki oleh Indramayu. Banyak purna PMI di Lombok Timur yang sebelumnya bekerja di Malaysia, Arab Saudi, dan Singapura, bahkan sebagian mengalami eksploitasi tenaga kerja seperti ketidaksesuaian upah dan jam kerja berlebih. Di sisi lain, kerajinan bambu yang menjadi tradisi turun-temurun menghadapi stagnasi akibat kurangnya inovasi produk dan akses pasar. Melalui program ini, BRI berupaya menghidupkan kembali potensi lokal kerajinan bambu sambil membekali purna PMI dengan keterampilan teknis, pengetahuan manajerial, dan strategi pemasaran untuk membangun usaha mandiri pasca kembali ke tanah air. 

Pelatihan utama diselenggarakan pada 23–24 September 2025 di Peraja Coffee, melibatkan 30 peserta yang mayoritas merupakan perempuan purna PMI dari Desa Loyok dan Ajan, dua sentra perajin bambu Lombok Timur. Materi yang diberikan meliputi inovasi dan pengembangan desain produk bambu, digitalisasi UMKM, strategi pemasaran, branding, pengelolaan keuangan, perhitungan HPP, hingga praktik teknik anyaman modern. Pelatihan didukung oleh fasilitator profesional seperti Diemas Sukma Hawkins, Nilam Nirmala, Rohaeniyah Zain, dan Agus Hartadi. Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi karena pelatihan ini tidak hanya membangun keterampilan baru, tetapi juga membuka peluang ekonomi berbasis kampung halaman yang lebih aman dan berkelanjutan dibandingkan bekerja kembali ke luar negeri. 

Setelah pelatihan utama, peserta mengikuti pendampingan intensif selama dua bulan, yang mencakup enam pertemuan bertahap. Pendampingan ini fokus pada pencatatan keuangan sederhana, penyusunan laporan laba rugi, perhitungan HPP, manajemen modal dan arus kas, perencanaan keuangan, akses permodalan aman, serta strategi pemasaran digital. Berdasarkan laporan, banyak peserta baru menyadari bahwa selama ini mereka belum memisahkan keuangan pribadi dan usaha, belum menghitung biaya produksi secara tepat, dan belum memanfaatkan media digital untuk pemasaran. Melalui pendampingan ini, peserta menjadi lebih percaya diri dalam menjalankan usaha dan mengambil keputusan bisnis. 

Program Pemberdayaan Purna PMI Lombok Timur ini menjadi bukti nyata komitmen BRI dalam memperkuat kapasitas ekonomi masyarakat, mengurangi risiko migrasi non-prosedural, dan mendorong purna PMI untuk membangun kemandirian usaha berbasis potensi lokal. Inisiatif ini sejalan dengan visi BRI untuk menciptakan dampak sosial berkelanjutan sekaligus menjaga warisan budaya kerajinan bambu Lombok Timur agar tetap hidup dan berkembang sebagai komoditas bernilai ekonomi tinggi di pasar nasional maupun global.