Pemerintah Inggris Meluncurkan Platform Pembelajaran “Perempuan Cerdas Digital” dan Mendirikan Pojok Digital untuk Mendukung Komunitas UMKM di Indonesia

Pemerintah Inggris Meluncurkan Platform Pembelajaran “Perempuan Cerdas Digital” dan Mendirikan Pojok Digital untuk Mendukung Komunitas UMKM di Indonesia

BRI Research Institute -  Tonggak Pencapaian ini Merupakan Bagian dari Program Pemberdayaan Digital bagi Perempuan dan Pemuda Pelaku UMKM

Kedutaan Besar Inggris Jakarta, melalui Digital Access Programme (DAP) bekerja sama dengan BRI Research Institute (BRIRINS), telah menyelesaikan program “Pemberdayaan Digital dan Pemberdayaan Usaha bagi Perempuan dan Pemuda di Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)”. Acara penutupan diselenggarakan pada 4 September di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), salah satu lokasi pelaksanaan program selain Jawa Barat dan Lampung.

Acara ini menampilkan sesi business pitching oleh para peserta program serta  diskusi tentang pemanfaatan digitalisasi UMKM melalui kolaborasi pentahelix, pendekatan multipemangku kepentingan untuk pembangunan dan inovasi yang melibatkan pemerintah daerah, komunitas UMKM, organisasi lokal, pelaku industri, kalangan akademik, dan media.

Pencapaian ini bukan hanya menandai puncak dari perjalanan pemberdayaan yang intensif, tetapi juga peluncuran “Perempuan Cerdas Digital”, sebuah Learning Management System (LMS) yang dirancang untuk mendorong dan memperluas inklusi digital bagi wirausaha perempuan dan pemuda di seluruh Indonesia. Platform ini memuat materi pembelajaran yang telah diujicobakan selama program, antara lain pencatatan keuangan digital, transaksi digital, onboarding ke e-commerce, dan pengembangan pendampingan (mentorship). Terintegrasi dengan platform nasional, inisiatif ini memperkuat kolaborasi dan memperluas peluang bagi pelaku usaha mikro dalam ekonomi digital.

Program ini juga mendukung pendirian “Pojok Digital”, pusat-pusat pembelajaran yang didedikasikan bagi pelaku UMKM untuk menerapkan langsung teori bisnis digital ke dalam praktik. Empat Pojok Digital telah diluncurkan di Lombok, berfungsi sebagai ruang fisik maupun virtual bagi wirausaha perempuan dan pemuda untuk saling belajar serta menumbuhkan inovasi.

Pelaksanaan program dimulai pada Februari 2025, melanjutkan keberhasilan sebelumnya di Jawa Barat dan Lampung, di mana sekitar 500 penerima manfaat dan 100 mentor terlatih berhasil mengintegrasikan alat-alat digital ke dalam usaha mereka. Fase kedua ini melibatkan sekitar 250 wirausaha mikro perempuan dan pemuda dari empat lokasi utama di Pulau Lombok, NTB: Desa Lantan, Desa Loyok, Kecamatan Sembalun, dan Desa Senaru. Selain pelatihan, program ini menekankan aspek perlindungan dengan meningkatkan kesadaran tentang Eksploitasi, Penyalahgunaan, dan Pelecehan Seksual (SEAH), guna memastikan perempuan tidak hanya berdaya secara ekonomi, tetapi juga sosial, dan dalam lingkungan yang aman.

Merefleksikan perjalanan program, terlihat antusiasme dan kemampuan beradaptasi yang kuat di kalangan wirausaha lokal. Banyak peserta berbagi bagaimana inisiatif ini mengubah cara pandang mereka, menegaskan bahwa alat digital bukan lagi kemewahan, melainkan kebutuhan untuk menjalankan dan mengembangkan usaha kecil. Para peserta juga menyatakan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merencanakan perjalanan usaha mereka untuk dua tahun ke depan melalui pendekatan kolaborasi pentahelix, yang mempertemukan akademisi, dunia usaha, komunitas, pemerintah, dan media.

Wakil Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Matthew Downing, mengatakan:

Saya bangga bahwa Pemerintah Inggris terus mendukung pemberdayaan komunitas UMKM melalui Digital Access Programme, bekerja sama dengan BRI Research Institute (BRIRINS). UMKM memainkan peran vital sebagai tulang punggung pertumbuhan ekonomi Indonesia dan penggerak utama berkembangnya ekonomi digital. Seiring percepatan adopsi digital di kalangan UMKM, peran mereka dalam ekosistem digital Indonesia yang lebih luas akan semakin signifikan.

Komitmen kami untuk membangun kapasitas digital para pelaku usaha kecil, melalui peningkatan keterampilan dan akses ke platform digital, mencerminkan dedikasi jangka panjang Pemerintah Inggris untuk memajukan akses digital yang inklusif, aman, dan berkelanjutan. Kami ingin memastikan manfaat transformasi digital menjangkau semua sektor dan komunitas. Karena itu, kami tetap berkomitmen mendukung perjalanan Indonesia menuju masyarakat yang inklusif secara digital, di mana teknologi digital memberdayakan seluruh warga untuk berpartisipasi secara penuh dan setara, tanpa memandang latar belakang maupun kemampuan.”

Project Leader BRI Research Institute, Nilam Nirmala, mengatakan:
“Upacara penutupan ini bukanlah akhir, melainkan kelanjutan dari perjalanan yang kita mulai bersama pada awal tahun ini. Kami sangat terinspirasi oleh ketangguhan dan kreativitas para wirausaha perempuan dan pemuda di Lombok. Melalui perangkat digital, pendampingan, dan peluncuran platform “Perempuan Cerdas Digital, kami meyakini mereka kini memiliki fondasi yang lebih kuat untuk tumbuh dan berkembang. Harapan kami, semangat kolaborasi lintas pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan komunitas akan terus menjaga momentum ini, sehingga inklusi digital benar-benar menjangkau mereka yang paling membutuhkan.”

Linsi, Koordinator Pojok Digital dari Desa Loyok, mengatakan:

“Mengikuti program ini benar-benar mengubah cara saya memandang usaha dan masa depan saya. Sebelumnya, saya lebih banyak mengandalkan cara tradisional dalam berjualan, tetapi melalui pelatihan dan perangkat digital yang diperkenalkan kepada saya, saya telah belajar bagaimana mencatat keuangan dengan benar, menerima pembayaran non-tunai, dan bahkan membawa produk saya ke ranah daring. Di luar perkembangan diri saya, saya melihat bagaimana program ini telah memberdayakan begitu banyak perempuan pelaku UMKM lainnya, memberi mereka kepercayaan diri yang lebih besar untuk mengelola usaha secara digital. Kepercayaan yang diberikan kepada saya sebagai Koordinator Pojok Digital  membuat saya kian optimistis, karena membuka peluang untuk memperluas dampak program ini kepada UMKM lain di wilayah kami. Saya memandang ini bukan sekadar peran, melainkan tanggung jawab untuk berbagi pengetahuan dan mendukung lebih banyak perempuan dan pemuda agar bersama-sama kita dapat tumbuh lebih kuat di era digital ini.”